Dikutip dari buku “Rahasia Bisnis Rasulullah” bahwasanya Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai nabi yang merupakan pedagang sukses. Cara berdagang ala Rasulullah adalah selalu menjalankan Syariah islam yang berlandaskan iman pada Allah SWT.
Dengan demikian perilaku dalam bisnis hendaknya harus sesuai dengan yang dianjurkan oleh Allah SWT. Cara berdagang ala rasulullah perlu menjadi panutan kita dalam berbisnis.
Strategi bisnis yang sesuai syariah adalah berupaya sungguh-sungguh di jalan Allah SWT dengan bisnis secara jujur dan optimal. Jika hal ini dilakukan maka diharapkan akan mendapat keberkahan dari Allah SWT.
Bagi anda yang ingin menjalankan bisnis berdagang, berikut kami berikan ulasan mengenai cara berdagang ala rasulullah untuk panutan Anda.
Inilah 6 Cara Berdagang Ala Rasulullah yang Harus Dijadikan Panutan
1. Bersikap jujur
Rasulullah SAW dikenal dengan kejujurannya dalam berdagang. Beliau tidak pernah mengurangi takaran dalam dagangannya.
Mengurangi takaran timbangan sama halnya dengan mencuri. hal ini merupakan perbuatan yang dapat menimbulkan dosa dan tidak sahnya sebuah transaksi jual beli.
Dalam surat Al-Isra ayat ke 35 disebutkan bahwa “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan timbangan yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”.
Bahkan, Allah SWT menganjutkan kita untuk melebihi timbangan dengan tujuan agar sang pembeli senang. Rasulullah SAW bahkan selalu memberitahu tentang Kekurangan dan kelebihan dari produk dagangannya secara jujur kepada pembeli.
Keutamaan jujur dalam berdagang ini bahkan sudah tertulis dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Tirmidzi, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai para penjahat kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah serta berbuat baik dan jujur.”
2. Tidak Melakukan Transaksi Riba
Dalam agama Islam, riba adalah suatu hal yang diharamkan. Riba adalah penambahan jumlah pinjaman saat pengembalian (bunga) berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada peminjam.
Dalam sebuah hadist Jabir RA berkata, “Rasulullah SAW melaknat pemakan dan pemberi riba, penulisnya, dan dua orang saksinya, dan sesungguhnya mereka itu sama” (HR Muslim).
Hadist di atas menegaskan larangan melakukan riba, baik dalam jual beli maupun hutang piutang. Riba dalam jual beli terjadi ketika ada pertukaran barang yang mengandung unsur riba, dimana barang tersebut tidak senilai, tidak setara dan tidak kontan.
Misalnya jika Anda membeli motor kepada B secara kredit. Jika ternyata Anda tidak mampu melunasinya maka si B menetapkan perpanjangan kredit dengan tambahan denda 5%. Inilah yang disebut dengan riba. Maka dari itu, saat menjalankan sebuah bisnis, hindari adanya unsur riba dalam bisnis Anda.
3. Bersikap Lemah Lembut
Cara berdagang ala Rasulullah yang tidak pernah terlewatkan yaitu selalu bersikap lemah lembut terhadap pembeli. Dalam memberikan pelayanan terhadap para pembeli belian selalu memberikan tutur kata yang baik.
Sikap lemah lembut tidak hanya dilakukan saat berdagang, namun juga diterapkan saat melakukan promosi agar calon pembeli merasa tertarik.
Bersikap lemah lembut terhadap pembeli juga membuat Rasulullah SAW mampu menjalin tali persaudaraan yang luas sesama muslim.
4. Menjual barang yang berkualitas bagus
Rasulullah SAW tidak pernah menjual barang yang rusak karena akan merugikan pembeli. Karena itu, Rasulullah selalu menjaga kualitas barang dagangannya.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Ibn Majah, Uqbah bin Amir pernah mendengar Rasulullah berkata, “seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang yang ada cacatnya kepada temannya, kecuali jika dia jelaskan. (HR. Ibn Majah)
5. Mengambil keuntungan sewajarnya
Semua pedagang tentu mengharapkan keuntungan dalam usahanya. Namun tidak jarang ada pedagang yang mengambil keuntungan terlalu tinggi tanpa memikirkan pembeli.
Selama berdagang, Rasulullah selalu memberitahu modal dagang dengan jujur ketika ditanya pembeli.
Sebab, cara berdagang Nabi Muhammad tidak hanya semata-mata untuk materi namun juga untuk keberkahan Allah SWT.
Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang menghendaki keuntungan akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaan pun di akhirat .” (QS. Asy-Syuraa: 20)
6. Tidak mudah putus asa
Sikap semangat satu ini sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan apapun termasuk berdagang. Seorang pedagang tidak akan mendapat keberhasilan jika mudah putus asa.
Perlu diingat, dalam setiap ikhtiar yang kita lalui akam selalu membutuhkan proses. Apalagi dalam perjalanannya, beberapa rintangan dan masalah akan menghadang kita.
Mungkin kita butuh waktu panjang untuk bisa mencapai kesuksesan yang baik. Namun satu hal yang perlu diingat adalah kita harus terus berusaha dan jangan putus asa. Apalagi Allah menjanjikan berkat dan rahmat bagi hambanya yang terus berusaha.
Sebagaimana Allah SWT berfirman : “…Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah kaum yang kafir.” (QS. Yusuf: 87)
Demikianlah 6 contoh cara berdagang ala Rasulullah SAW yang perlu anda jadikan panutan. Hendaknya kita selalu berikhtiar dan berusaha untuk mencapai rezeki yang diberkahi Allah SWT.
Hendaknya saat berdagang kita tidak hanya memikirkan keuntungan materi namun juga keberkahan dari Allah SWT dengan berdagang sesuai syariat islam. Kita harus menerapkan sikap bahwa berdagang adalah beribadah kepada Allah SWT. ***
by Siti Choerunnisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar